Biografi Singkat
KH. MUSA YUSUF
KH. Musa Yusuf dilahirkan di Desa Kahakan Kecamatan Batu Benawa 5 Januari 1931. Berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu tanggal 25 1 1437 H / 7 Nopember 2015 M.
KH. Musa Yusuf atau yang lebih akrab disapa dengan Guru Musa adalah figure/sosok seorang ulama yang tawadhu / bersahaja dan dermawan. Dia selalu bersikap terbuka dan ramah dengan siapapun. Sudah dua periode (2005-2011, 2011-2016) jabatan sebagai Ketua MUI Kabupaten HST diamanahkan kepadanya. Dia mengaku sebenarnya dia ingin mengundurkan diri dari memimpin organisasi ini, dan memberikan kesempatan kepada ulama yang lebih muda. Namun, di sisi lain dia juga tak bisa menolak amanah, dan keinginan para anggota lainnya, yang memintanya tetap menjadi ketua. Akhirnya, amanah itu pun diembannya hingga beliau wafat.Guru Musa mendalami agama Islam sejak 1941. Ayahnya H. M Yusuf adalah ulama yang juga penghulu. Guru Musa belajar ilmu agama di Sekolah Agama Cukan Lipai, Birayang, Kecamatan BAS. Setelah itu mulai berdakwah ke kampung-kampung.Pada 1980 mulai tinggal di Barabai, dan mengajar Ilmu Nahwu Syaraf dan Fikih di STAI Alwasliyah selama 14 tahun. Sampai sekarang, perguruan tinggi di sekitar rumahnya itu menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang masih eksis di HST.Selain memimpin MUI, KH Musa mengaku lebih banyak mengisi hari-harinya di rumah, serta menghadiri kegiatan organisasi. Diapun sering menerima kunjungan masyarakat yang ingin bersilaturahim, maupun yang ingin berkonsultasi masalah ilmu keagamaan (mudzakarah).Setiap Menjelang Pemilu, beliau sering menerima kunjungan banyak politisi yang minta didoakan. “Kalau sekadar meminta doakan, semua kita doakan, semoga amanah jika nanti dipercaya menjadi wakil rakyat. Juga diimbau tidak melakukan politik uang, karena jelas itu haram. Termasuk yang Golput, juga haram,” tandas Mu’allim Guru Musa.Diakhir hayat beliau sempat membeberkan rahasia penglihatannya yang masih tajam, tanpa bantuan kacamata dan pendengarannya yang juga masih berfungsi dengan baik. “Sejak kecil, tiap bangun tidur, sebelum salat subuh, usapkan air di kepala bagian bawah sampai leher”Ketawadhuan Guru Musa“Tawadhu menunjukkan kedalaman ilmu seseorang” demikianlah kata sebagian Ulama. Memang, seseorang biasa dikatakan sebagai orang yang betul-betul ‘alim apabila Nampak dalam dirinya sifat dan sikap tawadhu, merendah dan menjauhi sejauh-jauhnya sikap congkak, angkuh dan sombong.Salah satu akhlak yang menonjol dari Figur Guru Musa adalah sikap tawadhunya. Ini sangat nampak dalam kehidupan beliau sehari-hari, baik ditengah-tengah keluarganya, murid-murid beliau, tamu dan orang lain. Bahkan terhadap bawahan beliau di Kepengurusan MUI Kab. Hulu Sungai Tengah, beliau tidak segan-segan menampakkan sikap merendah, lebih-lebih banyak di Kepengurusan MUI yang bergelar ustadz dan ‘alim ulama kondang. Sering kali beliau menanyakan berbagai masalah agama yang musykil.
Para Pelayat rela berjejer yang ingin menyaksikan
ataupun mencium tubuh beliau untuk terakhir kalinya.
Prosesi Pemakaman Tuan Guru KH. Musa Yusuf